Jumat, 17 Mei 2013

Bukan, Juru Parkir Biasa

Pritt… prit…, kiri kuat, banting kanan, terus teruss…, ooooopp.”  Satu atau dua logam atau lembar uang nominal ribuan biasanya diberikan pengemudi sebagai imbalan kepada juru parkir selepas berhasil memandu kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Lain halnya dengan pesawat terbang, selepas memandu pesawat, sang ahli parkir tidak diberikan imbalan apa pun sebagai balas jasa oleh pengemudi pesawat (pilot).
Marshaller adalah julukan untuk petugas parkir pesawat. Ia ditunjuk untuk memandu pesawat ke area parkir yang tepat. Seorang marshaller bertanggung jawab penuh untuk menjamin pesawat dan penumpang selamat saat pesawat parkir. Pasalnya, jika salah dalam memarkirkan pesawat, maka bisa berakibat fatal.
Tanpa marshaller, pilot akan mengalami kesulitan dalam mengarahkan pesawatnya mengingat pesawat memiliki bentuk fisik yang sedemikan rupa tentu harus ditempatkan sesuai tempat dan ukuran pesawat.
Koordinasi antarpetugas pemandu dan awak kemudi pesawat ini sangat penting, karena tidak memungkinkan bagi sang pilot melihat ke belakang untuk memarkirkan pesawatnya.
Di bandar udara, seorang marshaller memberikan sinyal atau aba-aba visual kepada awak kemudi pesawat sebagai instruksi pemanduan, Layaknya seorang pramuka yang tengah memberi kode semafor, marshaller memberikan komando pergerakan ke kanan atau ke kiri, memperlambat, berhenti, dan mematikan mesin pesawat.
Instruksi tersebut tidak asal-asalan. Instruksi yang diberikan merupakan aba-aba universal yang dapat dimengerti oleh awak pesawat sipil apa pun. Ketentuannya pun sudah ditetapkan oleh otoritas penerbangan sipil internasional, yaitu ICAO.
Tidak mudah untuk menjadi pemandu parkir pesawat, seorang marshaller dibutuhkan pendidikan khusus. Seorang marshaller mengikuti pendidikan selama tiga sampai enam bulan. Dalam pendidikan itulah dipelajari tanda-tanda standar untuk memarkir pesawat. Selain itu juga terdapat  tes tertulis beserta tes fisik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar